Jumat, 24 Februari 2012

Info Penting

Mengenai asal-usul nama “Bandung”, dikemukakan berbagai pendapat. Sebagian mengatakan bahwa, kata ‘Bandung” dalam bahasa Sunda, identik dengan kata “banding” dalam bahasa Indonesia, berarti berdampingan. Ngabandeng (Sunda) berarti berdampingan atau berdekatan. Hal ini antara lain dinyatakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1994) dan Kamus Sunda-Indonesia terbitan Pustaka Setia (1996), bahwa kata “Bandung” berarti berpasangan dan berarti pula berdampingan.
Sumber: Cerita Asli Indonesia Terbitan Elexmedia

Kamis, 23 Februari 2012

 CAKRAWALA



Setelah mempelajari peta dan pemetaan pada bab 1, kita mengetahui pada materi peta bahwa informasi diperoleh melalui pencatan langsung ke lapangan. Sehingga data-data yang didapatkan dari lapangan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat ditampilkan dengan peta. Sedangkan pada materi berikut ini kita dapat memperoleh informasi atau fenomena-fenomena objek yang ada di permukaan bumi tanpa harus kontak langsung dengan objek. Untuk memperoleh informasi tersebut dengan cara melakukan interpretasi pada unsur-unsur yang terekam pada citra. Cara melakukan analisa objek yang ada di muka bumi tanpa kontak langsung tersebut akan dipelajari pada  berikut ini dengan materi penginderaan jauh atau inderaja.
Pendalaman Materi
A.    Pengertian Penginderaan Jauh
1.    Pengertian
Di Indonesia, penginderaan jauh sering diistilahkan dengan inderaja.  Sedangkan istilah di negara lain sebagai berikut:
•    Teledetection (Perancis)
•    Fernerkundung (Jerman)
•    Sensoriamento Remota (Portugis)
•    Distantsionaya (Rusia)
•    Perception Remota (Spanyol)
•    Remote Sensing (Inggris)
Berikut adalah pengertian penginderaan jauh dari beberapa ahli.
•    Lillesand & Keifer (1994) : Ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek atau gejala atau daerah yang dikaji.
•    Everett Dan Simonett (1976) : Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, karena terdapat suatu sistimatika tertentu untuk dapat menganalisis informasi dari permukaan bumi, ilmu ini harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan dan lain sebagainya.
•    Campbell : Ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi, seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh. Hal ini biasanya berhubungan dengan pengukuran pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu objek.
•    Colwell : Suatu pengukuran pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas jauh dari objek yang diindera. Foto udara, citra satelit, dan citra radar adalah beberapa bentuk penginderaan jauh.
•    Curran : penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
•    Lindgren : berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi.
•    Wilson dan Bufon : suatu ilmu , seni, dan teknik untuk memperoleh informasi mengenai objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat informasi tersebut tanpa kontak langsung dengan objek, area, dan gejala tersebut.    
2.    Alat yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah sensor, yang dibedakan menjadi dua yaitu :
•    Sensor pasif yaitu sensor yang dilengkapi dengan alat penerima pantulan gelombang elektromagnetik.
•    Sensor aktif yaitu sensor penginderaan jauh yang dilengkapi dengan alat pemancar dan alat penerima gelombang elektromagnetik.
3.    Macam-macam Penginderaan jauh
Berdasarkan wahana atau tempat yang digunakan untuk melakukan penginderaan jauh, dibedakan menurut ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
•    Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
•    Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar
18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara
dan Multispectral Scanner Data.
•    Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan
      bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.


PETA

What ?
Peta merupakan gambaran sebagian dari permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil. Peta memuat informasi tentang kenampakan bumi sebagai objek yang akan digambarkan dengan bahasa simbol yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pengguna. Selain peta, alat yang dapat digunakan untuk mengamati kenampakan muka bumi adalah citra atau foto udara. Citra atau foto udara adalah hasil dari penginderaan jauh, yang merupakan tehnik untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah, atau gejala geografis dengan menganalisis tanpa kontak langsung dengan objek. Hasil penginderaan jauh dan hasil dari lapangan serta peta sebagai data yang diolah oleh sistem informasi terkait oleh lokasi ruang di permukaan bumi. Sistem yang dikenal dengan sistem informasi geografi.
Why?
Di dalam ilmu geografi, peta merupakan salah satu alat utama selain foto udara dan citra satelit, untuk mengamati kenampakan muka bumi. Peta memiliki berbagai fungsi di antaranya yaitu untuk menganalisis peruntukan suatu wilayah. Peta tidak hanya digunakan dalam bidang geografi saja, tetapi banyak instansi pemerintah maupun swasta yang sangat membutuhkan peta. Peta dan citra atau foto udara hasil penginderaan jauh menggambarkan objek yang ada di permukaan bumi. Sebagai contoh perusahaan pertambangan membutuhkan peta topografis, peta jenis barang tambang, dan penggunaan lahan sebagai acuan dalam mengembangkan usahanya.
How?
Peta, citra dan foto udara hasil penginderaan jauh serta sistem informasi geografi adalah keterpaduan kerja untuk mendapatkan informasi dalam mengambil keputusan. Sebagai suatu sistem ketiganya memiliki keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari ilmu lain. Untuk mengetahui keterkaitan dengan ilmu lain termasuk dalam segi kehidupan maka siswa dimotivasi untuk dapat memahami gelala geografis dari aspek keruangan. Dengan pembelajaran aktif dan kreatif berbasis kontekstual dapat memengaruhi pemahaman siswa terhadap gejala geografis yang nantinya dapat mengambil sebuah keputusan dalam lingkungan atau wilayah di mana pun mereka berada.